Hi, Hubungi Kami

CUSTOMER SUPPORT

021 - 5982207

ppsdmhubud@dephub.go.id

KEPALA PPSDMPU : PADA SEKTOR YANG LANGITNYA TIDAK MENGENAL BATAS, KOLABORASI INTERNASIONAL BUKANLAH PILIHAN—MELAINKAN PENTING

image
Gina

Curug (16/06) - Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara (PPSDMPU), M. Abrar Tuntalanai membuka 2 (dua) program pelatihan penerbangan internasional di Politeknik Penerbangan Indonesia (PPI) Curug, yaitu APPROACH CONTROL SURVEILLANCE TRAINING dan AERODROME CONTROL TOWER TRAININGyang akan terselenggara . Kegiatan ini terselenggara atas kerja sama dengan Air Navigation Administration of Timor-Lestedan didukung pendanaan dari Indonesian AID atau Lembaga Dana Kerja Sama Pembangunan Internasional (LDKPI).

 

Acara dihadiri oleh sejumlah pejabat antara lain Konsulat Jenderal Kementerian Luar Negeri Bapak Hendra Satya Pramana, Direktur Investasi dan Penyaluran Dana LDKPI Bapak Iwan Nur Hidayat, Kepala Bagian SDM dan Organisasi Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Bapak Doddy Hendra Wijaya, Board President of Air Navigation Administration of Timor-Leste - Mr Romualdo A Soaresdasilva, perwakilan dari Republik Guinea serta 9 (Sembilan) orang peserta diklat.

 

Dalam sambutannya, M. Abrar Tuntalanai menyampaikan bahwa pelatihan ini merupakan wujud komitmen bersama dalam pengembangan SDM penerbangan berstandar internasional serta memperkuat kerja sama antarnegara dalam meningkatkan keselamatan dan efisiensi layanan navigasi udara. “Lebih dari sekedar berbagi keterampilan teknis, program ini memberikan sesuatu yang sama pentingnya: membangun persahabatan, memahami beragam perspektif, dan memelihara kemitraan jangka panjang lintas negara. Melalui hubungan tersebut kerja sama internasional tidak hanya sebuah kebijakan, tetapi memberikan nilai.” kata Kepala PPSDMPU.

 

“Pada sektor yang langitnya tidak mengenal batas, kolaborasi internasional bukanlah PILIHAN—melainkan PENTING.” tegas Kepala PPSDMPU.

 

Direktur Investasi dan Penyaluran Dana LDKPI Bapak Iwan Nur Hidayat menyampaikan terima kasih khususnya kepada PPI Curug selaku penyelenggara sehingga diklat dapat dilaksanakan dan dapat berkontribusi dalam kerja sama internasional.

 

Board President of Air Navigation Administration of Timor-Leste juga turut menyampaikan rasa terima kasih dan harapannya melalui diklat ini untuk kemajuan negara asal para peserta diklat. “Saya berterima kasih kepada semua pihak atas terlaksananya diklat ini dan berharap agar para peserta bisa belajar banyak dari diklat ini, sehingga mampu membawa manfaat untuk membangun negara nantinya.” jelas Romualdo A Soaresdasilva.

 

Pembukaan program ini juga menjadi bagian dari rangkaian peringatan Dies Natalis ke-73 PPI Curug, dengan tema “Harmoni dalam Pengabdian: Kampus Terintegrasi, Masa Depan Transportasi.

 

Melalui tema tersebut mencerminkan visi PPI Curug untuk membangun sebuah institusi yang mengintegrasikan pendidikan, pelatihan, penelitian, dan kolaborasi industri—mempersiapkan pemimpin masa depan tidak hanya untuk Indonesia, tetapi juga untuk sektor transportasi global.

 

Secara yuridis, PPI Curug selaku penyelenggara diklat tersebut maupun politeknik penerbangan di bawah BPSDM Perhubungan beroperasi dalam kerangka regulasi yang ketat, meliputi Undang-Undang Pendidikan Tinggi, aturan Kementerian Perhubungan, dan standar keselamatan dan keamanan penerbangan internasional. Dengan demikian, institusi ini tidak hanya bertanggung jawab menghasilkan lulusan, tetapi juga menjaga integritas dan keamanan operasional penerbangan nasional dan global.

 

Sedangkan dari sisi sosial dan operasional, politeknik penerbangan memainkan peran sebagai jembatan yang sangat krusial antara kebutuhan tenaga kerja industri penerbangan dan kesiapan SDM. Perannya tidak hanya bersifat domestik tetapi juga global, mengingat permintaan tenaga kerja teknis penerbangan di Asia Pasifik yang terus meningkat signifikan.

 

Menurut laporan Boeing Pilot & Technician Outlook 2024, dalam 20 tahun ke depan di kawasan Asia Pasifik saja membutuhkan sekitar 60.000 pilot baru, 77.000 teknisi, dan 97.000 awak kabin. Ini bukan sekadar angka statistik, melainkan sinyal penting bagi Indonesia untuk segera memperkuat sistem pendidikan vokasi penerbangan.

 

Sekretaris Jenderal ICAO, Juan Carlos Salazar, dalam kunjungannya ke Venezuela pada 2023, menegaskan bahwa penguatan kapasitas kelembagaan dan modernisasi infrastruktur pendidikan adalah kunci pemulihan industri penerbangan pasca-pandemi. Pernyataan ini menjadi refleksi penting bagi Indonesia dalam memperkuat politeknik penerbangan.

 

M. Abrar menjelaskan bahwa untuk menjawab tuntutan zaman dan menempatkan politeknik penerbangan sebagai lokomotif SDM penerbangan nasional maupun internasional, diperlukan peta jalan transformasi yang komprehensif.

 

“Beberapa langkah strategis yang harus diambil meliputi : Kurikulum Berbasis Kompetensi Global dan Adaptif, Instruktur Profesional dan Bersertifikasi Internasional, Kolaborasi Nyata dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI), serta Modernisasi Infrastruktur Pelatihan.” tegas M. Abrar.

 

M. Abrar menambahkan bahwa Politeknik penerbangan di bawah BPSDM Perhubungan sebagai PTKL memiliki potensi besar dan karakteristik khas yang seharusnya menjadi kekuatan utama bangsa dalam menghadirkan SDM penerbangan profesional, tersertifikasi, dan berdaya saing internasional.

 

Transformasi yang terencana dan kolaboratif adalah kunci agar politeknik tidak hanya bertahan, tapi unggul dan menjadi pusat keunggulan yang diakui dunia. Indonesia mampu menjadi produsen SDM penerbangan kelas dunia, bukan hanya pasar tenaga kerja.